Ad 728x90

Monday, October 23, 2017

Insyaallah, Tuan Guru Bajang Siap Ikut Pilpres 2019

Insyaallah, Tuan Guru Bajang Siap Ikut Pilpres 2019

Nama Gubernur Nusa Tenggara Barat dua periode, Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang kian jadi perbincangan usai menyatakan kesiapannya ikut dalam persaingan Pilpres 2019.

Dalam sebuah wawancara yang rekamannya beredar luas di YouTube, TGB mengatakan kesiapannya tersebut bulat karena aspirasi dari forum (pertemuan) alumni Al Azhar di Pondok Cabe, Januari lalu.

"Saya terima permintaan teman-teman itu karena saya sadar permintaan itu bukan asal meminta, tapi karena ada harapan kolektif," kata TGB.

Sejak forum itu, pria asli NTB berusia 45 tahun ini mencoba berikhtiar, membuka komunikasi dengan semua elemen. "Insyaallah (siap maju Pilpres 2019) saya ikhtiarkan. Perjalanan sejarah yang akan memberitahu. Saya pikir semua harus siap untuk memberikan yang terbaik untuk umat," tutur gubernur yang berani melempar kritik ke Presiden Joko Widodo di depan umum (soal impor jagung) ini.

Perhatian, dukungan bahkan pujian atas niat TGB ikut Pilpres 2019 ini kemudian berdatangan.

Pendakwah asal Riau, Ustaz Abdul Somad, yang merupakan adik kelas TGB di Al Azhar terang-terangan memuji TGB


TGB Berbagi Ilmu Pemimpin Adil ke Ribuan Jemaah Pesantren Aa Gym

TGB Berbagi Ilmu Pemimpin Adil ke Ribuan Jemaah Pesantren Aa Gym

 Bandung - Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhamad Zainul Majdi membagi pengalamannya kepada ribuan jemaah tentang kepemimpinan. Salah satunya tentang menjadi pemimpin yang adil.

TBG hadir di Masjid Rahmatan Lil'Alamanin, Eco Pesantren Daarut Tauhid, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (1/4/2018). Kehadiran TGB di pesantren milik Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) untuk mengisi kajian keagamaan.

Selain TGB hadir juga Ustaz Abdul Somad yang sedang melakukan safari dakwah di Kota Bandung. Kehadiran keduanya mendapat sambutan hangat dari ribuan jemaah yang telah menunggunya.

Dalam kajian keagamaan tersebut, Aa Gym sebagai tuan rumah berperan sebagai moderator. Berbagai pertanyaan dilontarkan Aa Gym kepada TGB dan Ustaz Somad.

Kepada TGB, Aa Gym bertanya mengenai pemimpin yang adil. "Bagaimana menjadi pemimpin yang adil ustaz?" tanya Aa Gym kepada TGB.

Menurut TGB, satu hal yang paling utama untuk menjadi pemimpin yang adil adalah harus bisa menghilangkan kepentingan pribadi. Karena bila, dalam kepemimpinan masih mementingkan kemauan atau keuntungan pribadi sampai kapanpun sulit untuk bersikap adil.

"Salah satu prinsip yang hadir ada, termasuk dalam memimpin itu keadilan. Menurut saya paling penting (agar bersikap adil) membuang kemampuan pribadi," kata TGB.

TGB mengaku selalu berusaha menciptakan keadilan dalam pemerintahannya sesuai ajaran Islam. Bahkan dia mengaku sudah mengeluarkan satu kebijakan yang dirasa memberikan kesejahteraan bagi semua warga NTB tanpa memandang latar belakang agama.

"Keadilan itu adalah nilai yang harus diberlakukan untuk semua. Kita mikir bagaimana menghadirkan kebijakan publik yang diinspirasi ajaran Islam," kata TGB.

"Akhirnya tiga tahun lalu kita berusaha menciptakan satu segmen wisata halal. Alhamdulillah kebijakan itu bisa nyumbang nama baik untuk Indonesia. Dua tahun berturut-turut NTB dapat penghargaan dari Abu Dhabi dalam Forum Wisata Halal Dunia," ujarnya.

Ribuan JemaahRibuan Jemaah Foto: Mochamad Solehudin

Dia menuturkan, awalnya kebijakan ini mendapat penolakan dari para pengusaha karena dianggap diskriminatif. Tapi TGB jelaskan kepada para pengusaha terkait kebijakannya itu hingga akhirnya mendapat respon positif.

"Segmen itu kita bangun. Awalnya sempat diprotes. Tapi saya jelaskan. Setelah satu tahun dari kebijakan itu dikeluarkan tidak lagi protes, tapi salaman karena mereka (non muslim) juga merasakan manfaatnya," ucap dia.

Melalui kebijakan itu, TGB memperlihatkan keadilan yang coba dia berikan kepada seluruh warga NTB. "Buang kepentingan pribadi, keuntungan-keuntungan pemimpin. Kalau itu hilang Insya Allah keadilan itu hadir," ujarnya.
PKB soal Poster Jokowi-TGB: Bagus, Nasionalis-Religius

PKB soal Poster Jokowi-TGB: Bagus, Nasionalis-Religius

 Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memuji poster duet Joko Widodo-Tuan Guru Bajang (TGB) yang mulai tersebar di medsos. PKB menyebut Jokowi-TGB adalah pasangan nasionalis-religius.

"Ini kan termasuk nasionalis religius, nah ini bagus tuh," ujar Ketua DPP PKB Lukman Edy kepada wartawan di sela acara diskusi di Resto Padzzi KKO 101 Pondok Ulam, Jl Raya Cilandak KKO 101, Jakarta Selatan, Jumat (30/3/2018).


PKB membuka kemungkinan bergabung dengan koalisi pro-Jokowi di Pilpres 2019. PKB juga masih berharap Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi cawapres.

"Kita hanya ingin memberitahu kepada Pak Jokowi bahwa kondisi politik masyarakat sekarang itu, di tengah-tengah meningkatnya populisme Islam itu harus direspons apalagi kan serangan kepada Jokowi termasuk isu-isu soal umat soal Islam ini berbahaya bagi Pak Jokowi kalau misalnya tidak mengantispasi dan tidak mengambil poin itu untuk melakukan konsolidasi internal," papar Lukman.

Baca juga: Poster Duet Jokowi-TGB Beredar, PD Senang

Sebelumnya, dari gambar yang tersebar, tertulis duet JKW-TGB dengan slogan 'lahir dari akar rumput'. Poster tersebut memuat gambar Jokowi dan TGB yang sama-sama mengenakan peci dan berlatar belakang merah-putih.

Poster itu tersebar di grup-grup WhatsApp. Namun belum jelas siapa pembuat dan penyebarnya.

[Gambas:Video 20detik]
Pilpres 2019, TGB: Kalau Masyarakat Berharap, Harus Siap

Pilpres 2019, TGB: Kalau Masyarakat Berharap, Harus Siap

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Madji, mengaku belum ada pembicaraan resmi dengan pimpinan-pimpinan partai terkait dukungan pada Pilpres 2019. Namun ditegaskan, jika masyarakat punya harapan baik maka sebagai anak bangsa harus siap.

"Kalau diskusi-diskusi, ngobrol-ngobrol, kan sebagian pimpinan-pimpinan partai juga sahabat lama. Baik ketika di DPR RI 2004-2008 ataupun ya selama saya bertugas sebagai gubernur, kan banyak pimpinan partai berinteraksi selama ini sahabat. Tapi belum ada pembicaraan formal apapun terkait dengan 2019."

Hal tersebut dikatakan TGB menjawab pertanyaan wartawan usai memberikan ceramah pada peringatan isra mi'raj Nabi Muhammad SAW 1439 H dan doa bersama menyongsong USBN 2017/2018 di MIN 1 Semarang di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Kamis (29/3/2018).

Saat ditanya sejauh mana kesanggupannya jika nanti dipinang untuk mendampingi Prabowo maju pada Pilres 2019, ulama penghapal quran tersebut mengaku akan mengalir seiring berjalannya waktu.

"Biar saja nanti, masa akan datang waktu yang menjawab seperti apa," tuturnya.

Namun saat didesak apakah akan mengikuti proses yang berjalan, TGB sedikit memberikan jawaban yang lebih tegas.

"Kontestasi kepemimpinan nasional itu hal yang baik. Saya ini penuh dengan keterbatasan, tetapi kalau ada hal yang baik, masyarakat punya harapan baik, saya rasa semua anak bangsa ya harus siap," ujar TGB.

Lalu apakah itu artinya dia menunggu pinangan? "Kayak mau kawinan saja," jawabnya.
Hina Gubernur NTB, Sodik Mudjahid: Steven Orang yang Munafik

Hina Gubernur NTB, Sodik Mudjahid: Steven Orang yang Munafik

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid, menyesalkan bahkan mengutuk keras tindakan seorang mahasiswa asal Indonesia, Steven Hadisurya Sulistyo, yang telah menghina seorang Ulama Besar yang juga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, saat berada di Bandara Changi, Singapura beberapa waktu lalu.

Apalagi, kata Sodik, Steven Hadisurya Sulistyo adalah seorang mahasiswa yang tingkat intelektualnya pasti di atas rata-rata, namun kelakuannya justru mencerminkan sebaliknya.

“Saya sangat sesalkan seorang mahasiswa Indonesia tapi mengecam dan memaki sesama warga Indonesia dengan kata ‘dasar Indo’,” ujar Sodik di Jakarta, Senin (17/4).

Lebih lanjut, Sodik menuturkan, bila di Malaysia dan Singapura, kata hinaan ‘Indo’, biasanya digunakan untuk menyebut warga Indonesia dengan nada dan konotasi yang merendahkan martabat.

Karenanya, Sodik pun mengaku sangat prihatin. Bahkan berdasarkan informasi, Steven Hadisurya Sulistyo ternyata memiliki latar belakang sebagai seorang pembela Hak Asasi Manusia (HAM).

Namun, Politisi dari Partai Gerindra itu menegaskan, latar belakang pembela HAM tersebut merupakan kedok dan kebohongan besar di balik sikap Steven Hadisurya Sulistyo yang sangat munafik.

“Semoga kemunafikan ini tidak terulang karena kita sedang terus melakukan edukasi tentang sikap anti rasis maka tidak berlebihan jika setiap tindakan rasis dilaporkan kepada pihak yang berwenang,” tegas Sodik.

Seperti diketahui, saat sedang mengantre di Bandara Changi, Singapura, Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi bersama Istri, dicaci dan dimaki oleh seseorang yang bernama Steven Hadisurya Sulistyo yang ternyata adalah warga keturunan. Steven pun memaki Gubernur NTB beserta Istri tersebut dengan kata-kata kasar. Tak hanya menyebut ‘Dasar Indo’, Steven juga memaki Gubernur NTB dengan kata ‘Tiko’ yang artinya ‘Tikus Kotor’ atau jika dipisah ‘Ti’ artinya ‘Anjing’ dan ‘Ko’ artinya ‘Babi’.

Meskipun Gubernur NTB, TGB Muhammad Zainul Majdi, telah memaafkan Steven Hadisurya Sulistyo. Namun atas kejadian ini, sejumlah pihak pun telah melaporkan Steven kepada Pihak Kepolisian. Sebut saja Masyarakat Muslim Tionghoa (Musti), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Ormas Keagamaan Nahdlatul Wathan (NW), Keluarga Besar Masyarakat NTB, bahkan hingga Warga Tionghoa NTB pun ikut melaporkan.

Laporan: Nailin in Saroh
TGB Salip Anies dan AHY di Survei PolcoMM

TGB Salip Anies dan AHY di Survei PolcoMM

 Jakarta - Elektabilitas Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi di survei capres yang digelar PolcoMM Insitute ada di atas Gubernur DKI Anies Baswedan dan Kogasma Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono. TGB merasa terhormat.

"Alhamdulillah. Kehormatan bagi saya," kata TGB saat dihubungi, Minggu (25/2/2018).

Baca juga: Survei Capres PolcoMM: Jokowi Dominan, TGB Salip Anies Baswedan

Di survei PolcoMM, Jokowi masih jadi capres unggulan dengan elektabilitas 49,08 persen, disusul Prabowo Subianto 29,67 persen. Calon presiden lain yaitu mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo 3,50%, Gubernur NTB TGB Zainul Majdi 1,75%, Gubernur DKI Anies Baswedan 1,58% dan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) pemenangan pilkada dan pilpres Agus Harimurti Yudhoyono 0,75. Sedangkan yang menjawab tidak tahu 9,41%.

TGB hingga saat ini mengaku belum diajak bicara oleh Partai Demokrat (PD), partai yang menaunginya, soal peluangnya maju Pilpres 2019. Seperti diketahui, PD tampak lebih condong mendorong Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2019.

Di sisi lain, TGB sudah dilirik oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai kandidat cawapres. Ketua DPP Gerindra Habiburokhman mengungkap TGB masuk sebagai salah satu kandidat cawapres Prabowo.

Selain itu, sudah ada kelompok relawan yang mendeklarasikan TGB sebagai capres 2019. Deklarasi digelar di Hotel Arthama, Jl Baji Gau, Makassar, Sulsel, Sabtu (24/3/2018) kemarin. Spanduk bertuliskan TGB Capres 2019-2024 dibentangkan saat deklarasi. TGB mengaku tak tahu soal deklarasi tersebut.

Sejauh ini TGB sudah menyatakan berpikir serius soal peluang maju di Pilpres 2019. Dia mengatakan dukungan para alumni Al Azhar membuatnya berpikir lebih jauh soal kemungkinan jadi capres ataupun cawapres di Pilpres 2019.
TGB Didorong Relawan Sulsel Jadi Capres

TGB Didorong Relawan Sulsel Jadi Capres

 Makassar - Para relawan di Sulsel mendeklarasikan Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) jadi calon Presiden 2019. Acara ini juga dihadiri TGB.

Acara digelar di Hotel Arthama, Jl Baji Gau, Makassar, Sulsel, Sabtu (24/3/2018). Spanduk bertuliskan TGB Capres 2019-2024 dibentangkan saat deklarasi.

Dalam sambutannya, TGB mengaku tak tahu bahwa ada deklarasi ini. Oleh sebab itu, ia menyampaikan rasa terima kasihnya.

Baca juga: Dipertimbangkan Jadi Cawapres Prabowo, Ini Respons TGB

"Penghargaan juga, ternyata ada deklarasi. Saya (ucapkan) terima kasih saya syukuri," kata TGB.

Gubernur NTB ini menyatakan, deklarasi ini sebagai aspirasi yang patut dihargai. Ia akan berbicara lebih lanjut pada bulan Mei mendatang.

"Nanti bulan Mei saya jelaskan, saya kemari lagi kita ngobrol lagi," terang TGB.